Wali atau waily berasal dari akar kata
waliya-yawla,yang berarti “dekat” dengan sesuatu. Al-waliyyu mengandung
arti ”orang yang memiliki kedekatan dengan
Allah” atau ”orang yang disayang oleh
Allah”Dalam bahasa Arab,terkadang ada satu kata yang memiliki makna
fa’il (subjek) dan maf’ul (objek) sekaligus memiliki dua pengertian
tersebut.Ia bisa berarti orang yang mencintai Allah atau orang yang
dicintai Allah bahkan bisa dikatakan orang yang mencintai dan dicintai
Allah.sekaligus.
Menurut seorang ulama besar,Imam
Qusyari,waliy memiliki dua pengertian.Pertama,orang yang dengan sekuat
tenaga berusaha menjaga hati agar tetap hanya bergantung kepada
Allah.Mereka ini yang sering kali disebut waliy salik.Kedua,orang yang
hatinya secara penuh berada dalam penjagaan Allah.Dalam dunia
sufi’,wali-wali kelompok kedua ini dipercaya kerap mengalami kefanaan
kesadaran (jadzab),sehingga sering disebut Waliy Majdzub.
Dalam kitab Futuhat Makiyyah,filsuf besar
Ibnu Arabi menelusuri kriteria orang-orang yang dicintai Allah atau
waliy dalam al-Quran ada delapan kriteria.Pertama,orang yang hanya
mengambil Allah sebagai perlindungannya.Kedua,orang yang mencintai allah
dan berusaha meniru sifat-sifat-Nya.Contoh,menjadi orang yang
penyabar,pengasih,penyayang,pemaaf dll.ketiga,orang yang senantiasa
kembali kepada Allah,bertaubat.Setiap kali terpeleset melakukan
perbuatan maksiat,dengan segera ia bertaubat.Keempat,orang yang selalu
berusaha menyucikan diri,lahir dan batin.Kelima,orang yang selalu
bersabar atas takdir yang ditetapkan oleh Allah.
Keenam,orang yang selalu bersyukur atas
nikmat Allah.Bagi para wali,musibah dan anugerah itu sama-sama
nikmat.Sebab,dua-duanya berasal dari Allah.wali besar Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani dalam Al-Lujainid Dani menulis”Tidak ada orang.Ketujuh,orang
yang selalu berbuat baik dan selalu memperbaiki (mushin).Kedelapan,orang
yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya,dalam setiap detak jantung
dan hembusan nafas.
Walisongo,terlepas dari ada atau tidaknya
kedelapan kriteria di atas,menurut beberapa sejarawan,sebenarnya
sebutan untuk sebuah organisasi atau dewan yang secara teroganisasi
berjuang mengislamkan tanah Jawa.Maka tek mengherankan jika jumlah
mereka tidak hanya sembilan,sebagaimana makna harfiahnya.
Kata songo,atau sembilan dalam tradisi
Jawa kuno sering digunakan untuk menggambarkan esuatu yang
banyak.Sebagaimana ketika orang Jawa menyebut sebuah kompleks dengan
puluhan candi di pegunungan Ungaran Jawa Tengah dengan nama Candi
Songo,atau pada nama Sumber Songo dan Gedong Songo.Ada banyak sumber
yang menceritakan perihal para anggota Walisongo.Salah satunya,konon
merujuk pada kitab Kanzul Ulum,karya pengelana muslim,Ibnu
Bathuthah.Menurut sumber tersebut,konon Walisongo pernah mengalami
pergantian anggota sampai lima kali.
Dewan I (1404)M,terdiri dari Syekh
Maulana Malik Ibrahim,asal Turki,ahli tata negara,berdakwah di jawa
Timur dan wafat di Gresik pada 1419.Syekh Maulana Ishaq,asal
Samarkand,Asia Tengah,ahli pengobatan.Berdakwah di Jawa lalu pindah dan
wafat di Pasai Singapura).Maulana Ahmad Jumadil Kubra,asal Mesir,dakwah
secara keliling dan wafat dimakamkam di
Troloyo,Trowulan,Mojokerto.Maulana Muhammad Al-Maghribi,asal
Maghrib,Maroko.berdakwah secara keliling dan wafat pada 1465 dimakamkan
di Jatinom,Klaten.Maulana Malik Isra’il,asal Turki,ahli mengatur
negara,wafat pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri antara Serang dan
Merak.Maulana Muhammad Ali Akbar,asal Persia/Iran,ahli pengobatan,wafat
pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri.Maulana Hassanudin,asal
Palestina,dakwah secara keliling wafat pada 1462 dimakamkan di samping
masjid Banten Lama.Maulana Aliyudin,asal Palestina,dakwah keliling dan
waeat pada 1462,dimakamkan di samping masjid Banten Lama.Syekh
Subakir,asal Persia,ahli menumbal tanah angker yang dihuni jin jahat
beberapa waktu di Jawa,lalu kembali ke Persia,wafat di Persia pada 1462.
Dewan II (1436 M),terdiri dari Raden ali
Rahmatullah,berasal dari Campa Muangthai Selatan,datang pada
1421,dikenal sebagai Sunan Ampel (Surabaya),menggantikan Malik Ibrahim
yang wafat.Sayid Ja’far Shadiq,asal Palestina,datang pada 1436 dan
tinggal di Kudus kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus,menggantikan Malik
Isra’il.Syarif Hidayatullah,asal Palestina,datang pada 1436
menggantikan Ali Akbar yang wafat.
Dewan III (1463),terjadi perubahan
kembali.Raden Paku atau Syekh Maulana ainul Yaqin yang berjilik sunan
Giri,menggantikan ayahandanya yang pulang ke Pasai.Raden Paku lahir di
Blambangan,Banyuwangi,putra Syekh Maulana Ishak kemudian wafat
dimakamkan di Gresik.Raden Syahid atau Sunan Kalijaga,putra Adipati
Wilatikta dari Tuban,menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke
Persia.Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang kelahiran Ampel ,putra
Sunan Ampel,menggantikan Hasanuddin yang wafat.Raden Qasim atau Sunan
Drajad kelahiran Ampel,putra Sunan Ampel,menggantikan Aliyuddin yang
wafat.
Dewan IV (tahun 1466 M),komposisi
Walisongo bertambah dengan kehadiran Raden Patah,putra Raja Brawijaya
dari Majapahit.Pada 1462 ia menjadi Adipati Bintoro,pada 1465 membangun
masjid Demak,lalu menjadi sultan Demak pada 1468.Ia adalah murid Sunan
Ampel,menggantikan Ahmad Jumadil Kubro yang wafat.Fathullah Khan,putra
Sunan Gunung Jati,menggantikan Al-Maghorobi yang wafat.
Dalam komposisi Dewan V,terdapat Raden
Umar Said atau Sunan Muria,putra Sunan Kalijaga,ia menggantikan wali
yang telah wafat.Ada Syekh Siti Jenar,wali yang sangat
kontroversial.Sejak kemunculannya pertama kali,dalam berbagai
versi,ajarannya dianggap menyimpang dari Islam,tapi sampai saat ini
masih dibahas di berbagai lapisan masyarakat,bahkan masih ada
pengikutnya,sampai kematiannya yangmasih menimbulkan tanda tanya.Sunan
Tembayat atau Adipati Pandanarang,yang menggantikan Syekh Siti Jenar
yang wafat.
0 komentar:
Posting Komentar